Sering kali kita mendengar suatu pepatah yang mengatakan, kalau jodoh tidak akan kemana. Ini sungguh tidak mendidik. Karena ini seakan-akan mengatakan bahwa jodoh itu tidak perlu dicari dan diusahakan. Nanti bakal datang sendiri. Kenyataannya tidak demikian. Orang yang tidak berusaha mencari jodohnya, bakalan tidak ketemu dengan jodohnya. Orang yang tidak berusaha mencari jodoh yang baik, bakal ketemu dengan jodoh tidak baik.
Maka kita melihat di sekitar kita begitu banyak orang yang bertemu dengan jodoh yang tidak baik atau fatalnya tidak ketemu dengan jodohnya. kemudian banyak terjadi angka perceraian, karena mereka ketemu jodoh yang jelek. yang tidak bertanggung jawab. ataupun tidak cocok.
Kalau sudah begini lantas ada yang mengatakan dengan enteng: ah, dia memang bukan jodohku. lantas dia kawin lagi, cerai lagi. siapa sih sebenarnya jodohnya ? istri pertama, kedua, atau lainnya ? lagi-lagi kita menemukan kontradiksi dalam realitas kehidupan kita. jodoh bukanlah nasib yang sudah ditentukan sebelum kelahiran kita. Allah menyuruh kita untuk berusaha. Termasuk dalam hal mencari pasangan hidup. mencari jodoh.
Kata jodoh dan berjodoh tidak akan pernah anda temukan di dalam al-qur'an. Perjodohan adalah sebuah pilihan, bukan sebuah ketetapan. so, buat yang lagi mengidam-idamkan seseorang, keep going, bersemangatlah dalam usaha mendapatkannya. Ingat, semua usaha kita akan di evaluasi oleh Allah, dan dialah yang maha menentukan.
Selengkapnya..
Selamat Hari Ibu Ma..
Sebening titik embun pagi, sebening hatimu ibu
Selengkapnya..
sehangat sinar mentari pagi, sehangat kasih sayangmu ibu
semilir sejuk angin berhembus, selembut ucapanmu ibu
perlahan kuterkenang, kisahku semenjak kecil
menerawang jauh, ku jadi rindu padamu
dalam lelah kau rangkai kata bijak
dalam kecewa kau untaikan senyum manis
dalam tangis kau panjatkan doa
berharap kami menjadi berlianmu
ibu.. kau lah berlian di hati kami
ibu..
kami sungguh tidak tahu bagaimana caranya
membalas semua yang telah kau lakukan
hanya doa dalam sujud kami
hanya untaian kata dalam pinta kami
yang bisa selalu kami beri
**
ibu..
kami usahakan air matamu nantinya
akan keluar karena kau bahagia
bukan karena kau sengsara
ini hanya untaian kata yang bisa kuberi
mungkin tak sebanding dengan yang kau beri
ibu, kaulah pahlawanku
kaulah panutanku
kaulah wanita yg slalu kucintai
Selamat Hari Ibu Ma..
04:00 22 Desember 2010
Mendadak Timnas
Kiprah Indonesia di AFF Suzuki Cup 2010 sedang demam-demannya. lho ?hhe.. yap, kemenangan demi kemenangan yang didapat timnas selama penyisihan grup dan semifinal melawan filippina semakin membuat warga Indonesia merasakan euforia kemenangan. dan "Mendadak Timnas"
Hahahahaaa...Aku dan mungkin masih banyak lagi diluar sana yang merasa dulu pernah jadi korban cibiran, cacian, makian sebagian besar dari mereka yang aku sebut di paragraf sebelum ini, sekarang hanya bisa menertawakan mereka. Mereka yang dulu memandang sebelah mata sepakbola dalam negeri, bahkan mereka yang pernah bilang suporter bola Indonesia adalah kumpulan suporter “pemimpi” karna hanya bisa bermimpi terus dan terus bermimpi, sekarang lebih rendah dari kami.
Lihat mereka, seperti orang yang lebih norak dari apa yang mereka pernah katakan ke suporter Indonesia dulu. Mereka lebih kampungan, ketika mengantri tiket karna teriakannya lebih menunjukkan kalau mereka lebih pantas bekerja di kebun binatang ketimbang di kantor. Mereka lebih lebay, ketika menonton timnas latihan. Mereka yang sekarang bikin Jakarta macet (juga), lihat saja di Raja Karcis Manggarai, Antrian mereka sampai ke bahu jalan.
Lihat berapa banyak orang yang datang ke GBK masih bangga memakai jersey Tim luar negeri? Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka (aku lebih suka menyebut mereka dengan panggilan Suporter dadakan atau hanya penonton dadakan ?) Ingin sekali aku acungkan kembali jari tengah, sambil membuang sedikit ludahku, dan aku katakan”Ini Indonesia Kemana aja lo slama ini????”.
Terimakasih untuk cacian, makian, dan cibiran yang pernah kalian lontarkan wahai penonton dadakan. Semoga semangat kalian gak hanya disaat Timnas saat bermain bagus saja. Semoga kalian bisa memberikan lebih banyak warna di pesepakbolaan negeri ini.
Mohon maaf kalo ada kata-kataku yang kurang berkenan. Ini hanya muntahan kekesalanku dari sejumlah referensi cerita derita seorang suporter bola di Indonesia.
SUMBER : Dari salah satu website kelompok klub suporter Indonesia (dengan
sedikit perubahan) Selengkapnya..
Aku pribadi termasuk pecinta sepakbola Indonesia. Bukan tidak suka sepakbola luar negeri, tapi aku lebih suka mengikuti sepakbola indonesia. aku selalu menonton pertandingan-pertandingan Indonesia Super League jika tidak halangan. Aku juga akan dengan bangganya dan tanpa ragu-ragu menjawab, "Arema Indonesia" sebagai tim sepakbola kesukaanku dibanding menjawab Arsenal, Barcelona, Madrid, MU, dsb.nya
Aku masih ingat percakapanku dengan teman satu kampusku waktu aku mengajak mereka untuk suatu waktu nonton pertandingan sepakbola di Stadion Senayan. Mereka menjawab," ah males ah nonton kalo tim Indonesia yang main. serem, mainnya juga gak jelas. terus, ntar kebayang ramenya. rawan keributan. takut ah." Aku juga masih ingat, waktu kami membahas timnas Indonesia, temanku berkata." Ah, males ah liat Indonesia main. Jelek banget. Juga pasti bakalan kalah."
Tentu sekarang berbeda, ketika timnas terus mendulang kemenangan dan pesona Irfan Bachdim serta Cristian Gonzales semua orang "Mendadak Timnas". Temanku yang dulunya berkata begitu, sekarang menanyakan terus nonton atau gak timnas main. lalu, bagaimana dengan penonton yang lain ? di kafe-kafe, yang biasanya ngadain nobar tim-tim kelas internasional,semua mendadak nobar timnas Indonesia. preeeet, HEI KEMANA KALIAN DULU HAH ??
atau ya, aku masih ingat kosongnya tribun stadion waktu timnas melawan Malaysia juga Laos. KEMANA KALIAN WAKTU ITU HAH ?? Siapa yang tahu kalau Kurnia Meiga itu pemain terbaik Liga Indonesia tahun lalu ?? atau, siapa yang kenal Ahmad Bustomi ?? permainan timnas jadi sangat kacau tanpa ada dia. Woi Timnas tuh bukan cuma Irfan, Gonzales, atau BP. Bukan juga cuma Okto ataupun Firman.
Berapa banyak orang-orang yang dulu mencibir Timnas, sekarang malah ingin sekali menonton Timnas ?? Berapa banyak cewek-cewek gaul yang berteriak-teriak histeris di saat timnas berlatih di lapangan PSSI ?? Berapa banyak orang atau orang-orang yang sok gaul yang lebih memilih sibuk foto-foto di GBK ketimbang menikmati pertandingan Timnas ?? Berapa banyak orang yang tidak tahu nama pemain-pemain Timnas selain Irfan Bachdim, Bambang Pamungkas, dan C. Gonzales ??
Hahahahaaa...Aku dan mungkin masih banyak lagi diluar sana yang merasa dulu pernah jadi korban cibiran, cacian, makian sebagian besar dari mereka yang aku sebut di paragraf sebelum ini, sekarang hanya bisa menertawakan mereka. Mereka yang dulu memandang sebelah mata sepakbola dalam negeri, bahkan mereka yang pernah bilang suporter bola Indonesia adalah kumpulan suporter “pemimpi” karna hanya bisa bermimpi terus dan terus bermimpi, sekarang lebih rendah dari kami.
Lihat mereka, seperti orang yang lebih norak dari apa yang mereka pernah katakan ke suporter Indonesia dulu. Mereka lebih kampungan, ketika mengantri tiket karna teriakannya lebih menunjukkan kalau mereka lebih pantas bekerja di kebun binatang ketimbang di kantor. Mereka lebih lebay, ketika menonton timnas latihan. Mereka yang sekarang bikin Jakarta macet (juga), lihat saja di Raja Karcis Manggarai, Antrian mereka sampai ke bahu jalan.
Lihat berapa banyak orang yang datang ke GBK masih bangga memakai jersey Tim luar negeri? Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka (aku lebih suka menyebut mereka dengan panggilan Suporter dadakan atau hanya penonton dadakan ?) Ingin sekali aku acungkan kembali jari tengah, sambil membuang sedikit ludahku, dan aku katakan”Ini Indonesia Kemana aja lo slama ini????”.
Terimakasih untuk cacian, makian, dan cibiran yang pernah kalian lontarkan wahai penonton dadakan. Semoga semangat kalian gak hanya disaat Timnas saat bermain bagus saja. Semoga kalian bisa memberikan lebih banyak warna di pesepakbolaan negeri ini.
Mohon maaf kalo ada kata-kataku yang kurang berkenan. Ini hanya muntahan kekesalanku dari sejumlah referensi cerita derita seorang suporter bola di Indonesia.
SUMBER : Dari salah satu website kelompok klub suporter Indonesia (dengan
sedikit perubahan) Selengkapnya..
Aku, Timnas, dan AFF Cup (Part I)
Awal Desember kemarin kita disuguhi oleh pagelaran sepakbola terbesar di Asia Tenggara, AFF Suzuki Cup. Aku yang mulai tahun ini sudah berdomisili di Jakarta karena kuliah tentu senang bukan kepalang saat mendengar Indonesia menjadi salah satu tuan rumah di fase grup. Aku pun langsung merencanakan menonton timnas Indonesia secara langsung di Stadion Senayan.
Aku mengajak teman-teman kuliah ku. Dengan ajakan yang lumayan susah payah, ingat itu, susah payah, akhirnya ada dua orang temanku yang antusiasmenya tinggi seperti aku. Kami langsung mencari info dan tanggal 30 September kami sudah membeli tiket kelas tribun yang seharga Rp 50.000. yup, senang bukan kepalang impianku nonton di Stadion Senayan sebentar lagi akan terwujud.
Hari H, 1 Desember 2010. Aku, Adit dan Ryan kedua temanku itu berangkat pukul 5 sore dari kostan di Grogol. Di jalan kami berpas-pasan dengan banyak orang yang beratribut timnas Indonesia. yeah, we proud wear it ! Sampai di GBK aku sempat terhenyak sebentar, menikmati rasa kagum, rasa tidak percaya akhirnya aku berada di GBK, di Stadion Senayan. Aku sangat mengagumi Stadion yang dibangun oleh Sang Proklamator kita ini. sungguh tidak terbayang, zaman segitu Bung Karno telah memiliki bayangan stadion yang semegah ini.
Yap, finally we came to inside. Begitu masuk, pas sekali dengan peluit akhir pertandingan Thailand Vs Laos. Seketika, teriakan Indonesia mulai bergema. Setelah mengambil tempat duduk yang pas, kami pun larut dalam meneriakkan Indonesia berkali-kali. perlahan rasa nasionalismeku pun muncul, aku terharu sekali waktu itu. berbaur dengan yang lain meneriakkan Indonesia.
Jreeeeeng. Pemain timnas Malaysia keluar dari lorong pemain untuk melakukan pemanasan. dan seperti tanpa dikoordinir kami semua yang di Stadion langsung mem-boo kan mereka. Pelan-pelan kami mulai berteriak, "maliing....maliiiing.." yah, tentu kita ingat apa yang terjadi diantara negara kita dan negara tetangga kita. then, our team comin'. we gave applause for the and we shout," Indonesiaaa.. Indonesia.." And then, we sing," Yo ayo ayo Indonesia Ku ingin kita harus menang.." Applause dan nyanyian yel-yelpun terus bergema setelah pemain timnas menyapa seluruh penonton di stadion sepanjang pemain melakukan pemanasan.
ops, it something strange here. Aku melihat banyak sekali bangku kosong di stadion. where are the people ? kenapa penonton timnas kalah dengan jumlah penonton Arema Indonesia sewaktu Arema Indonesia bermain di Senayan ? Aku sempat merasa sedih melihat begitu banyak tribun yang kosong. Tapi dalam hati, aku sempat merasa bangga,karena "Aku dan Kamilah yang Menjadi Pemain Ke-12 pertama yang Mendukung Timnas Secara Langsung Tanpa Peduli Akan Menang Atau Kalah"
Lamunanku terbuyar waktu penonton mulai heboh kembali. Ternyata pertandingan sudah akan dimulai. dan sesuatu yang kunanti dan kuimpikan akan terjadi. MENYANYIKAN LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA SAAT TIMNAS BERMAIN. Ternyata sebelum lagu kita, lagu kebangsaan Malaysia terlebih dahulu dinyanyikan. Tentu saja, sepanjang lagu itu cemoohan dan teriakan maling..maling... terus bergema. walaupun sebenarnya itu sangat dilarang, tapi kegemasan kami terhadap mereka membuat itu terus berlanjut. Dan Akhirnya, Our National Anthem. Hatiku bergetar, jiwa nasionalismeku terbakar, gak peduli sumbang atau tidak suaraku, aku menyanyikan dengan keras dan lantang diserta tangan mengepal di dada kiriku, sangat berbeda dengan saat aku melakukan upacara bendera,hhe. Seisi stadion bergemuruh. Akhirnya aku merasakan juga momen ini.
Pertandingan dimulai, yak.. dan kamipun dihibur dengan kemenangan 5-1 untuk timnas kita. sorak-sorai kami tak terhenti malam itu. Malaysia Sudah Terganyang !!
Selengkapnya..
Universitas Trisakti
monumen tragedi 12 Mei
Universitas Trisakti, merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 29 November 1965 melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 013/dar tahun 1965 yang ditandatangani oleh Dr. Sjarif Thajeb. Tanggal 29 November ini kemudian ditetapkan sebagai hari kelahiran Universitas Trisakti.
Proses kelahiran Universitas Trisakti diawali dengan dihancurkannya Universitas Respublika oleh masa pada Tahun 1965 karena dianggap terlibat dalam pergerakan Partai Komunis Indonesia pada bulan September 1965 dari puing - puing Respublika itulah dibangun Universitas Trisakti.
Nama Universitas Trisakti diberikan oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pada waktu itu. Makna Trisakti diambil dari pidato Dr. Ir. Soekarno, yaitu berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Landasan inilah yang menjadi tonggak upaya Universitas Trisakti untuk ikut mencerdaskan anak bangsa dalam berbagai aspek, seperti kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kepekaan sosial terhadap sesama, memacu kearifan dan keadilan.
Pada awal didirikan Universitas Trisakti memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknik yang memiliki 4 (empat) departemen yaitu Departemen Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Arsitektur.
Saat ini, dalam perjalanannya, Universitas Trisakti telah memiliki 9 (sembilan) fakultas yaitu
1. Fakultas Hukum
2. Fakultas Ekonomi, yang terdiri dari 4 jurusan
- Ilmu Ekonomi
- Akuntansi
- Manajemen
3. Fakultas Kedokteran
4. Fakultas Kedokteran Gigi
5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
- Teknik Sipil
- Arsitektur
6. Fakultas Teknologi Industri
- Teknik Elektro
- Teknik Mesin
- Teknik Industri
- Teknik Informatika
- Sistem Informasi
7. Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
- Teknik Perminyakan
- Teknik Pertambangan
- Teknik Geologi
8. Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik Lingkungan
- Arsitektur Lansekap
- Teknik Lingkungan
- Perencanaan Wilayah dan Kota
9. Fakultas Seni Rupa dan Desain
- Desain Interior
- Desain Komunikasi Visual
- Desain Produk
- Fotografi
serta, 5 (lima) Program Diploma III. Selain itu terdapat Program Pascasarjana yang memiliki 8 (delapan) Program Magister dan 2 (dua) Program Doktor.
Dalam perjalanannya hingga kini Universitas Trisakti mengalami berbagai macam peristiwa, salah satunya yang sangat monumental adalah peristiwa Tragedi 12 Mei 1998 yang telah mengakibatkan gugurnya 4 (empat) mahasiswa Universitas Trisakti. Gugurnya ke empat mahasiswa ini telah menjadi pemicu pergerakan mahasiswa Indonesia didalam menumbangkan Orde Baru dan dipandang sebagai awal kebangkitan Era Reformasi Indonesia. Peristiwa ini dianggap sangat Monumental karena dengan peristiwa itu, telah meruntuhkan pemerintahan Orde Baru yang telah memegang kekuasaan di negara ini selama lebih dari 32 tahun.
Sejak itu Universitas Trisakti dikenal sebagai Kampus Pahlawan Reformasi dan bertekad terus berdiri di depan untuk senantiasa mengibarkan panji-panji reformasi dengan idealisme Kadeham (Kebangsaan, Demokrasi dan Hak-Hak Asasi Manusia).
Setelah 7 (tujuh) tahun peristiwa itu berlalu, akhirnya pada tahun 2005 Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi penghargaan Bintang Jasa Pratama, dengan Kepres RI No 057/TK/2005 tertanggal 9 Agustus 2005. Hal yang mendasari pemberian penghargaan tersebut, karena keempat mahasiswa yang gugur itu telah berjasa sebagai Pejuang Reformasi dan mendorong bergulirnya reformasi yang memungkinkan terjadinya perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia, menuju kehidupan yang demokratis.
Berdasarkan statuta Universitas Trisakti tahun 1965 logo Universitas Trisakti adalah sebuah trisula ( sebuah senjata mitologi tradisional ) dalam warna hitam yang melambangkan tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bertumpu diatas lima kaki yang berwarna hitam melambangkan pancasila dasar negara Indonesia.
Universitas Trisakti, merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 29 November 1965 melalui Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 013/dar tahun 1965 yang ditandatangani oleh Dr. Sjarif Thajeb. Tanggal 29 November ini kemudian ditetapkan sebagai hari kelahiran Universitas Trisakti.
Proses kelahiran Universitas Trisakti diawali dengan dihancurkannya Universitas Respublika oleh masa pada Tahun 1965 karena dianggap terlibat dalam pergerakan Partai Komunis Indonesia pada bulan September 1965 dari puing - puing Respublika itulah dibangun Universitas Trisakti.
Nama Universitas Trisakti diberikan oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pada waktu itu. Makna Trisakti diambil dari pidato Dr. Ir. Soekarno, yaitu berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Landasan inilah yang menjadi tonggak upaya Universitas Trisakti untuk ikut mencerdaskan anak bangsa dalam berbagai aspek, seperti kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kepekaan sosial terhadap sesama, memacu kearifan dan keadilan.
Pada awal didirikan Universitas Trisakti memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknik yang memiliki 4 (empat) departemen yaitu Departemen Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Arsitektur.
Saat ini, dalam perjalanannya, Universitas Trisakti telah memiliki 9 (sembilan) fakultas yaitu
1. Fakultas Hukum
2. Fakultas Ekonomi, yang terdiri dari 4 jurusan
- Ilmu Ekonomi
- Akuntansi
- Manajemen
3. Fakultas Kedokteran
4. Fakultas Kedokteran Gigi
5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
- Teknik Sipil
- Arsitektur
6. Fakultas Teknologi Industri
- Teknik Elektro
- Teknik Mesin
- Teknik Industri
- Teknik Informatika
- Sistem Informasi
7. Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
- Teknik Perminyakan
- Teknik Pertambangan
- Teknik Geologi
8. Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik Lingkungan
- Arsitektur Lansekap
- Teknik Lingkungan
- Perencanaan Wilayah dan Kota
9. Fakultas Seni Rupa dan Desain
- Desain Interior
- Desain Komunikasi Visual
- Desain Produk
- Fotografi
serta, 5 (lima) Program Diploma III. Selain itu terdapat Program Pascasarjana yang memiliki 8 (delapan) Program Magister dan 2 (dua) Program Doktor.
Dalam perjalanannya hingga kini Universitas Trisakti mengalami berbagai macam peristiwa, salah satunya yang sangat monumental adalah peristiwa Tragedi 12 Mei 1998 yang telah mengakibatkan gugurnya 4 (empat) mahasiswa Universitas Trisakti. Gugurnya ke empat mahasiswa ini telah menjadi pemicu pergerakan mahasiswa Indonesia didalam menumbangkan Orde Baru dan dipandang sebagai awal kebangkitan Era Reformasi Indonesia. Peristiwa ini dianggap sangat Monumental karena dengan peristiwa itu, telah meruntuhkan pemerintahan Orde Baru yang telah memegang kekuasaan di negara ini selama lebih dari 32 tahun.
Sejak itu Universitas Trisakti dikenal sebagai Kampus Pahlawan Reformasi dan bertekad terus berdiri di depan untuk senantiasa mengibarkan panji-panji reformasi dengan idealisme Kadeham (Kebangsaan, Demokrasi dan Hak-Hak Asasi Manusia).
Setelah 7 (tujuh) tahun peristiwa itu berlalu, akhirnya pada tahun 2005 Pemerintah Republik Indonesia melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi penghargaan Bintang Jasa Pratama, dengan Kepres RI No 057/TK/2005 tertanggal 9 Agustus 2005. Hal yang mendasari pemberian penghargaan tersebut, karena keempat mahasiswa yang gugur itu telah berjasa sebagai Pejuang Reformasi dan mendorong bergulirnya reformasi yang memungkinkan terjadinya perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia, menuju kehidupan yang demokratis.
Berdasarkan statuta Universitas Trisakti tahun 1965 logo Universitas Trisakti adalah sebuah trisula ( sebuah senjata mitologi tradisional ) dalam warna hitam yang melambangkan tridharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bertumpu diatas lima kaki yang berwarna hitam melambangkan pancasila dasar negara Indonesia.